AR RUM 41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Pada ayat 41 surah ar-rum, terdapat
penegasan Allah bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di daratan dan di lautan
adalah akibat perbuatan manusia. Hal tersebut hendaknya disadari oleh umat
manusia dan karenanya manusia harus segera menghentikan perbuatan-perbuatan
yang menyebabkan timbulnya kerusakan di daratan dan di lautan dan menggantinya
dengan perbuatan baik dan bermanfaat untuk kelestarian alam.
Kata zhahara pada mulanya berarti
terjadinya sesuatu dipermukaan bumi. Sehingga, karena dia dipermukaan, maka
menjadi nampak dan terang serta diketahui dengan jelas. Sedangkan kata al-fasad
menurut al-ashfahani adalah keluarnya sesuatu dari keseimbangan,baik sedikit
maupun banyak. Kata ini digunakan menunjuk apa saja, baik jasmani, jiwa, maupun
hal-hal lain.
Ayat di atas menyebut darat dan
laut sebagai tempat terjadinya fasad itu. Ini dapat berarti daratan dan lautan
menjadi arena kerusakan, yang hasilnya keseimbangan lingkungan menjadi kacau.
Inilah yang mengantar sementara ulama kontemporer memahami ayat ini sebagai
isyarat tentang kerusakan lingkungan.
AR RUM 42 menerangkan tentang perintah untuk mempelajari sejarah umat-umat
terdahulu. Berbagai bencana yang menimpa umat-umat terdahulu adalah disebabkan
perbuatan dan kemusyrikan mereka, mereka tidak mau menghambakan diri kepada
Allah, justru kepada selain Allah dan hawa nafsu mereka.(syamsuri, 2004: 116).
Selain itu pula, ayat ini mengingatkan mereka pada akhir perjalanan ini bahwa
mereka dapat mengalami apa yang dialami oleh orang-orang musyrik sebelum mereka.
Mereka pun mengetahui akibat yang diterima oleh banyak orang dari mereka.
Mereka juga melihat bekas-bekas para pendahulunya itu, ketika mereka berjalan
dimuka bumi, dan melewati bekas-bekas tersebut.(sayyid quthb, 2003: 226) dan
dengan melakukan perjalanan dimuka bumi juga dapat membuktikan bahwa
kerusakan-kerusakan di muka bumi ini adalah betul-betul akibat perbuatan
manusia yang tidak bertanggung jawab serta mengingkari nikmat Allah, dan dengan
melihat dan meneliti bukti-bukti sejarah, maka mereka dapat mengambil pelajaran
atas peristiwa-peristiwa yang telah lalu, yang pernah menimpa umat manusia.
Manusia sebagai khalifah Allah,
diamanati oleh Allah untuk melakukan usaha-usaha agar alam semesta dan segala
isinya tetap lestari, sehingga umat manusia dapat mengambil manfaat, menggali
dan mengelolanya untuk kesejahteraan umat manusia dan sekaligus sebagai bekal
dalam beribadah dan beramal shaleh.
Ketamakan manusia terhadap alam
seperti tersebut,telah berakibat buruk terhadap diri mereka sendiri, seperti
longsor, banjir, dll. Diperlukan upaya yang keras dan konsisten dari kita semua
sebagai khalifah Allah agar kewajiban untuk memelihara dan melestarikan alam
demi kesejahteraan bersama tetap terjaga. Dalam melaksanakan kewajibannya,
sebagai khalifah juga umat manusia, kita disuruh untuk mempelajari sejarah
umat-umat terdahulu dan mengambil pelajaran darinya.
dari Abi Amr Ibn Jubair Ibn
Abdillah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: barang siapa yang berbuat baik
dalam islam, maka ia akan memperoleh pahala dari perbuatan itu dan pahala dari
orang yang melaksanakan atau meniru prakarsa itu setelahnya tanpa mengurangi
pahala orang-orang yang menirunya. Dan barang siapa berprakarsa yang jelek,
maka ia akan mendapatkan dosa dari prakarsanya itu tanpa mengurangi dosa orang
yang menirunya (HR.Muslim)
Hadits diatas menjelaskan bahwa
siapa saja yang memprakarsai suatu perbuatan yang baik, seperti menciptakan
suatu teori, metode, atau cara yang baik kemudian ditiru dan dilaksanakan oleh
orang lain maka ia akan memperoleh pahala hasil prakarsa dan penemuannya itu
serta pahala yang terus mengalir dari pahala-pahala orang yang menirunya dan
melaksanakannya tanpa mengurangi pahala-pahala orang yang mengikutinya itu.
Contohnya orang yang berusaha mengangkat kehidupan orang miskin dengan cara
memberi pinjaman modal usaha kecil-kecilan. Bila usahanya sudah berjalan dan pinjamannya
dapat dikembalikan dengan cara diangsur tanpa bunga, apabila perbuatan ini
diikuti oleh orang lain, maka si pemrakarsa tadi akan mendapat dua pahala.
Begitu juga sebaliknya, orang yang berbuat
kejahatan, ia akan mendapat dua dosa dari perbuatan dirinya dan dari dosa orang
yang menirunya. Contohnya orang yang mencari lahan pertanian dengan cara
membakar hutan sehingga hutan menjadi gundul dan rusak, lalu perbuatannya itu
ditiru orang lain, maka ia akan mendapat dua dosa dari perbuatannya sendiri dan
dosa dari orang-orang yang mengikuti jejaknya
Manusia diberi tugas oleh Allah
sebagai khalifah Allah di bumi. Sebagai khalifah di bumi, manusia bertugas
mengurus dan mengelola bumi ini agar menjadi makmur dan diambil manfaatnya.
Sebagai pengelola bumi, manusia diberi karunia berupa akal, sehingga dapat
hidup bermasyarakat dan berkebudayaan dan dapat memanfaatkan segala sesuatu
yang ada di alam ini.
Terkadang pemanfaatan terhadap
alam tidak diiringi dengan pelestarian terhadapnya. Hutan digunduli dengan
seenaknya, buang sampah sembarangan, dan lain-lain. sehingga hal ini
menimbulkan suatu bencana yang terkadang mengancam nyawa manusia itu sendiri.
Ketika mengaji pada waktu kecil,
Anda sering kali mendengar kisah-kisah tentang nabi dari ustad atau ustadah. Di
antara kisah-kisah itu adalah tentang Nabi Nuh as., Nabi Luth as., Nabi Shalih
as., dan lain-lain. Manusia yang hidup pada mass itu banyak sekali melakukan
kerusakan-kerusakan di bumi. Sampai pada akhirnya Allah memusnahkannya.
Misalnya pada kisah Nabi Nuh as., beliau beserta umatnya dapat selamat dengan
cara menaiki sebuah perahu besar ketika banjir datang. Kisah ini dapat menjadi
cermin dan pelajaran bagi kita.
Seperti telah dijelaskan dalam
Alquran surah Ar 'Rum ayat 41-42 bahwa kerusakan itu telah terjadi di darat dan
di laut. Hal ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri yang tidak mau
menjaga kelestarian alam. Dalam ayat ini pula Allah Swt. menyuruh kita untuk
melakukanperjalanan di muka bumi dan menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu
yang binasa karena ingkar kepada Allah.
Makasih banget y buat penjelasannya, jazakallah khairan katsir :D
BalasHapus